Fahombo
Senin, 30 September 2013
0
komentar
Tradisi lompat
batu di Pulau Nias, Sumatera Utara atau disebut sebagai hombo batu atau fahombo
telah berlangsung selama berabad-abad. Tradisi ini lestari bersama budaya
megalit di pulau seluas 5.625 km² yang dikelilingi Samudera Hindia dan
berpenduduk 700.000 jiwa itu. Tradisi fahombo diwariskan turun-termurun di
setiap keluarga dari ayah kepada anak lelakinya. Akan tetapi, tidak semua
pemuda Nias sanggup melakukannya meskipun sudah berlatih sedari kecil.
Masyarakat Nias percaya bahwa selain latihan, ada unsur magis dari roh leluhur
dimana seseorang dapat berhasil melompati batu dengan sempurna.
Lompat batu di
Pulau Nias awalnya merupakan tradisi yang lahir dari kebiasaan berperang
antardesa suku-suku di Pulau Nias. Masyarakat Nias memiliki karakter keras dan
kuat diwarisi dari budaya pejuang perang. Dahulu suku-suku di pulau ini sering
berperang karena terprovokasi oleh rasa dendam, perbatasan tanah, atau masalah
perbudakan. Masing-masing desa kemudian membentengi wilayahnya dengan batu atau
bambu setinggi 2 meter.
Oleh karena itu, tradisi lompat batu pun lahir dan dilakukan sebagai sebuah persiapan sebelum berperang. Saat itu, desa-desa di Pulau Nias yang dipimpin para bangsawan dari strata balugu akan menentukan pantas tidaknya seorang pria Nias menjadi prajurit untuk berperang. Selain memilki fisik yang kuat, menguasai bela diri dan ilmu-ilmu hitam, mereka juga harus dapat melompati sebuah batu bersusun setinggi 2 meter tanpa menyentuh permukaannya sedikitpun sebagai tes akhir.
Oleh karena itu, tradisi lompat batu pun lahir dan dilakukan sebagai sebuah persiapan sebelum berperang. Saat itu, desa-desa di Pulau Nias yang dipimpin para bangsawan dari strata balugu akan menentukan pantas tidaknya seorang pria Nias menjadi prajurit untuk berperang. Selain memilki fisik yang kuat, menguasai bela diri dan ilmu-ilmu hitam, mereka juga harus dapat melompati sebuah batu bersusun setinggi 2 meter tanpa menyentuh permukaannya sedikitpun sebagai tes akhir.
Kini tradisi
lompat batu bukan untuk persiapan perang antarsuku atau antardesa tetapi
sebagai ritual dan simbol budaya orang Nias. Pemuda Nias yang berhasil
melakukan tradisi ini akan dianggap dewasa dan matang secara fisik sehingga
dapat menikah. Kadang orang yang berhasil melakukan tradisi ini juga akan
dianggap menjadi pembela desanya jika terjadi konflik.
Atraksi hombo batu tidak hanya memberikan kebanggaan bagi seorang pemuda Nias tetapi juga untuk keluarga mereka. Keluarga yang anaknya telah berhasil dalam hombo batu maka akan mengadakan pesta dengan menyembelih beberapa ekor ternak.
Atraksi hombo batu tidak hanya memberikan kebanggaan bagi seorang pemuda Nias tetapi juga untuk keluarga mereka. Keluarga yang anaknya telah berhasil dalam hombo batu maka akan mengadakan pesta dengan menyembelih beberapa ekor ternak.
ARTIKEL TERKAIT:
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Fahombo
Ditulis oleh Moeclazh Favian
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://moeclazh.blogspot.com/2013/09/fahombo-tradisi-lompat-batu-di-pulau.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Moeclazh Favian
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar