Sejarah Air Zam-Zam

Posted by Moeclazh Favian Sabtu, 21 Desember 2013 4 komentar
Disebutkan oleh Imam al Bukhari dalam Shahih-nya, dari hadits Ibnu ‘Abbas. Setelah menempatkan istri dan anaknya, Nabi Ibrahim as. kemudian meninggalkan mereka berdua dan kembali ke negeri Syam untuk menemui istrinya Siti Sarah, atas perintah Allah swt. Di Mekkah, di padang pasir yang tandus itu, Siti Hajar kebingungan sendiri mencari air untuk bayinya, Ismail yang terus menangis karena kehausan. Padahal, air susu sang ibu sudah kering. Maka berlarilah Siti Hajar kesana kemari tanpa arah tujuan. Berkali-kali ia pulang pergi antara bukit Shafa dan Marwah, tetapi tidak didapatnya setetes air pun.

Tiba-tiba, Siti Hajar mendengar suara yang menunjuki suatu tempat, dan memerintahkan agar bayi itu diletakkan di situ. Maka diletakkanlah bayi Ismail di tempat sesuai perintah yang ia dengar. Dengan izin Allah swt. dari kaki bayi Ismail yang merentak-rentak itu tiba-tiba muncul mata air dari dalam pasir dengan derasnya. Segera Siti Hajar minum sepuasnya dari sana. Maka air susunya pun keluar lagi, dan Ismail dapat disusuinya.

Mata air itu makin lama makin melimpah. Dan Jibril berkata kepada air itu: "Zam-zam (Berkumpullah)." Maka dengan izin Allah swt. mata air itu mengumpul. Sejak itu, hingga saat ini, mata air itu tidak berhenti mengeluarkan air, dan dinamakan air Zam-zam. Peristiwa berlari-larinya Siti Hajar antara bukit Shafa dan Marwah akhirnya dijadikan salah satu rukun haji, yang dinamakan Sa'i. Para muslim yang menjalankan ibadah haji diwajibkan berlarian kecil sebanyak tujuh kali antara kedua tempat itu.

Pada suatu hari, tak lama setelah itu, datanglah suatu rombongan (kafilah) Arab dan suku Jurhum yang kebetulan sedang kehausan dan mencari-cari air. Sampai di kota Mekkah, tiba-tiba mereka melihat burung-burung sedang berterbangan di atas suatu bukit. Mereka menduga, pastilah ada air di tempat burung-burung itu, dan dugaan mereka memang tidak salah. Di tempat itu, mereka dapati Siti Hajar dan puteranya Ismail, berada di tepi mata air yang jernih dan makmur. Maka orang-orang Arab itu menemui Siti Hajar dan memohon izin untuk mengambil air di tempat itu. Siti hajar menyilakan dan minumlah seluruh anggota kafilah itu dengan puas.

Sementara itu, Nabi Ibrahim as. beberapa lama kemudian datang ke Mekkah untuk menjenguk istri dan anaknya. Sesampainya di sana terkejutlah beliau demi melihat mata air melimpah tetapi tenang di tempatnya. Di sekitarnya terdapat desa yang subur dan makmur. Beliau juga heran dan lega, karena istri dan anaknya ternyata masih hidup sehat. Siti Hajar menceritakan semua kejadian yang dialaminya itu kepada suaminya. Mendengar itu, Nabi Ibrahim as. kemudian memuji kebesaran Allah swt. yang telah mengabulkan doanya terdahulu.

Air zam-zam pernah lama dikubur dengan sengaja oleh suku Jurhum yang pernah terusir dari kota Mekkah. dan air zam-zam itupun terkubur untuk waktu yang begitu lama hingga ditemukan kembali oleh Abdul Muthalib. ketika Abdul Muthalib sedang tidur di Hijr Ismail., dan mendengar suara yang menyerukan menggali tanah."Galilah thayyibah (yang baik)", "Yang baik yang mana, " tanyanya”.

Esoknya, ketika tidur ditempat yang sama, ia kembali mendengar suara yang sama, menyuruhnya menggali barrah (yang baik)". Ia bertanya " benda yang baik yang mana, "lalu dia pergi. Keesokan harinya, ketika tidur ditempat yang sama di Hijr Ismail, Abdul Muthalib mendengar lagi suara yang sama, menyuruhnya menggali maah munnah (sesuatu yang berharga). Ia bertanya " benda baik yang mana". Akhirnya dihari yang keempat dikatakan padanya "Galilah ZAm-Zam". Abdul Muthalib bertanya "Apa itu Zam-Zam". Ia mendapat Jawaban "Air yang tidak kering dan tidak meluap. yang dengannya engkau memberi minum para haji. Dia terletak diantara tahi binatang dan darah, berada dipatukan gagak yang hitam, berada disarang semut ".

Sesaat Abdul Muthalib bingung dengan tempatnya tersebut, sampai akhirnya ada kejelasan dengan melihat kejadian yang diisyaratkan kepadanya. Ia pun bergegas menggalinya. lalu ada orang-orang Quraisy bertanya kepadanya, "Apa yang engkau lakukan, hai Abdul Muthalib" Dia menjawab, "Aku diperintahkan menggali zam-zam”, sampai akhirnya ia beserta anaknya, Harits mendapatkan apa yang diisyaratkan dalam mimpinya, menggali kembali sumur zam-zam yang telah lama dikubur dengan sengaja oleh suku Jurhum, tatkala mereka terusir dari kota Mekkah. Demikianlah kisah Nabi Ismail as. menemukan air zam-zam.

ARTIKEL TERKAIT:

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Sejarah Air Zam-Zam
Ditulis oleh Moeclazh Favian
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://moeclazh.blogspot.com/2013/12/sejarah-air-zam-zam.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

maha suci Allah yg telah menciptakan keajaiban pada air zam zam

Moeclazh Favian mengatakan...

;))

admin mengatakan...

Gun tolong mampir ke blog ane ya
http://motivatorsakti.blogspot.com/2014/01/segera-daftarkan-ke-situs-ping-blog.html ;)
sya

Moeclazh Favian mengatakan...

m.trisakti: siappppp gan :))

Posting Komentar

Berbagi Informasi | Copyright of moeclazh.blogspot.com.