Tari Barong
Rabu, 30 Oktober 2013
8
komentar
Tari Barong
adalah tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu. Tarian
ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan
(adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum
binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu
sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya.
Ada beberapa
jenis Tari Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di antaranya Barong
Ket, Barong Bangkal (babi), Barong Gajah, Barong Asu (anjing), Barong Brutuk,
serta Barong-barongan. Namun, di antara jenis-jenis Barong tersebut yang paling
sering menjadi suguhan wisata adalah Barong Ket, atau Barong Keket yang
memiliki kostum dan tarian cukup lengkap.
Kostum Barong
Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau, dan lembu. Di
badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan
juga dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua
penari (juru saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan
memainkan gerak kepala dan kaki depan Barong, sementara penari kedua berada di
belakang memainkan kaki belakang dan ekor Barong.
Secara sekilas,
Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa dipertunjukkan oleh
masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan ini
berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi
dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa
(anak Dewi Kunti), serta para pengikut Rangda.
Keistimewaan
Tari Barong terletak pada unsur-unsur komedi dan unsur-unsur mitologis yang
membentuk seni pertunjukan. Unsur-unsur komedi biasanya diselipkan di
tengah-tengah pertunjukan untuk memancing tawa penonton. Pada babak pembukaan,
misalnya, tokoh kera yang mendampingi Barong membuat gerakan-gerakan lucu atau
menggigit telinga lawan mainnya untuk mengundang tawa penonton.
Sementara itu,
unsur mitologis terletak pada sumber cerita yang berasal dari tradisi pra-Hindu
yang meyakini Barong sebagai hewan mitologis yang menjadi pelindung kebaikan.
Unsur mitologis juga nampak dalam pembuatan kostum Barong yang bahan dasarnya
diperoleh dari kayu di tempat-tempat yang dianggap angker, misalnya kuburan.
Unsur mitologis inilah yang membuat Barong disakralkan oleh masyarakat Bali.
Selain itu, Tari Barong juga seringkali diselingi dengan Tari Keris (Keris
Dance), di mana para penarinya menusukkan keris ke tubuh masing-masing layaknya
pertunjukan debus.
Baca Selengkapnya ....