Adab Bercanda

Posted by Moeclazh Favian Senin, 28 Oktober 2013 6 komentar
Bercanda atau bersenda gurau dalam kehidupan sehari-hari, ibarat garam yang dibubuhkan ke dalam sayuran. Jika takarannya pas, tentu sayur menjadi enak untuk dinikmati. Sebaliknya, canda yang berlebihan justru bisa merubah rasa dari yang semula enak menjadi tidak enak. Meski hanya sekadar “bumbu”, Islam punya aturan berkaitan dengan senda gurau. Jika tidak, alih-alih mendapatkan pahala, justru canda bisa berubah jadi petaka. Dalam banyak riwayat, diterangkan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam sering mencandai istri-istri dan para sahabat. Nah, bagaimana canda ala Rasulullah, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan dalam hal ini:

·      Berkata Jujur
Jika diamati, tak satu pun canda Rasulullah yang disisipi kebohongan. Semua senda gurau beliau tidak lain adalah kebenaran. Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, para sahabat pernah berkata, “Ya Rasulullah, engkau mencandai kami”. Rasulullah kemudian menegaskan, “Ya, hanya saja aku tidak pernah berkata kecuali dengan perkataan yang benar”.

·     Tidak Berdusta
Dalam senda gurau, seringkali seseorang terpancing untuk mengarang-ngarang cerita atau menyebarkan cerita-cerita yang tersebar dari mulut ke mulut. Hal ini jelas dilarang dalam ajaran Islam. Sabda Rasulullah, “Celakalah orang yang bercerita lalu berbohong untuk membuat orang-orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia”. (Riwayat At-Tirmidzi).

·     Tidak Mengolok-olok Orang Lain
Firman Allah, “Hai orang-orang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok)”. (Al-Hujurat:11).

·     Tidak Menyakiti Orang Lain
Dari Abdurrahman bin Abi Layla Radhiyallahu ‘anhu, “Para sahabat pernah melakukan perjalanan malam bersama Nabi. Lalu salah seorang di antara mereka ketiduran, maka sebagian dari mereka mendekatinya untuk mengambil tali milik lelaki tersebut sehingga ia terkejut dan terbangun. Melihat hal itu, tidak halal bagi seorang Muslim mengagetkan atau menakut-nakuti saudara Muslim lainnya”. (Riwayat Abu Dawud).

·     Tidak Tertawa Berlebihan
Semua yang berlebihan dilarang dalam agama. Terlebih bercanda, yang mudahmelalaikan seorang Muslim dari kewajibannya. Dan tidaklah Rasulullah tertawa melainkan ia tersenyum. Beliau juga menegaskan, “Dan janganlah benyak tertawa, sesungguhnya banyak tertawa itu mematikan hati”. (Riwayat At-Tirmidzi).

·      Sesuai Tempat dan Waktu
Seyogyanya bersenda gurau itu harus tepat pada waktunya. Hindarilah canda ketika orang lain membutuhkan keseriusan. Orang bijak adalah yang menempatkan sesuatu sesuai tempatnya masing-masing.

ARTIKEL TERKAIT:

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Adab Bercanda
Ditulis oleh Moeclazh Favian
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://moeclazh.blogspot.com/2013/10/bercanda.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

6 komentar:

Anonim mengatakan...

wow :) bercanda :D

keren

Unknown mengatakan...

kunjungan balik sob..

abitalita mengatakan...

bercanda boleh asal jgn kelewatan..hehe...

Moeclazh Favian mengatakan...

rpl: :))

Moeclazh Favian mengatakan...

denie: ok sob,,

Moeclazh Favian mengatakan...

aulia: hehe :))

Posting Komentar

Berbagi Informasi | Copyright of moeclazh.blogspot.com.