Biografi Ibnu Sina
Rabu, 06 November 2013
0
komentar
Ibnu Sina
(980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf,
ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian
Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar
karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau
adalah "Bapak Pengobatan Modern" dan masih banyak lagi sebutan
baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang
kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan
rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Dia adalah
pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya
memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai
"bapak kedokteran modern." George Sarton menyebut Ibnu Sina
"ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal
pada semua bidang, tempat, dan waktu." pekerjaannya yang paling terkenal
adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai
Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Nama lengkap
Ibnu Sina adalah Abu Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina. Ia lahir pada tahun 980
M di Asfshana, suatu tempat dekat Bukhara. Orang tuanya adalah pegawai tinggi
pada pemerintahan Dinasti Saman. Di Bukhara ia dibesarkan serta belajar
falsafah kedokteran dan ilmu-ilmu agama Islam. Ketika usia sepuluh tahun ia
telah banyak mempelajari ilmu agama Islam dan menghafal Al-Qur’an seluruhnya.
Dari mutafalsir Abu Abdellah Natili, Ibnu Sina mendapat bimbingan mengenai ilmu
logika yang elementer untuk mempelajari buku Isagoge dan Porphyry, Euclid dan
Al-Magest-Ptolemus. Dan sesudah gurunya pindah ia mendalami ilmu agama dan
metafisika, terutama dari ajaran Plato dan Arsitoteles yang murni dengan
bantuan komentator-komentator dari pengarang yang otoriter dari Yunani yang
sudah diterjemahkan kedalam bahasa Arab.
Dengan ketajaman
otaknya ia banyak mempelajari filsafat dan cabang-cabangnya, kesungguhan yang
cukup mengagumkan ini menunjukkan bahwa ketinggian otodidaknya, namun di suatu
kali dia harus terpaku menunggu saat ia menyelami ilmu metafisika-nya
Arisstoteles, kendati sudah 40 kali membacanya. Baru setelah ia membaca Agradhu
kitab ma waraet thabie’ah li li Aristho-nya Al-Farabi (870-950 M), semua
persoalan mendapat jawaban dan penjelasan yang terang benderang, bagaikan dia
mendapat kunci bagi segala simpanan ilmu metafisika. Maka dengan tulus ikhlas
dia mengakui bahwa dia menjadi murid yang setia dari Al-Farabi.
Sesudah itu ia
mempelajari ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya, seorang Masehi. Belum lagi
usianya melebihi enam belas tahun, kemahirannya dalam ilmu kedokteran sudah
dikenal orang, bahkan banyak orang yang berdatangan untuk berguru kepadanya. Ia
tidak cukup dengan teori - teori kedokteran, tetapi juga melakukan praktek dan
mengobati orang-orang sakit. Ia tidak pernah bosan atau gelisah dalam membaca
buku-buku filsafat dan setiap kali menghadapi kesulitan, maka ia memohon kepada
Tuhan untuk diberinya petunjuk, dan ternyata permohonannya itu tidak pernah
dikecewakan. Sering-sering ia tertidur karena kepayahan membaca, maka didalam
tidurnya itu dilihatnya pemecahan terhadap kesulitan-kesulitan yang
dihadapinya.
Dalam bidang
materia medeica, Ibnu Sina telah banyak menemukan bahan nabati baru
Zanthoxyllum budrunga-dimana tumbuh-tumbuhan banayak membantu terhadap
bebebrapa penyakit tertentu seperti radang selaput otak (miningitis). Ibnu Sina
pula sebagai orang pertama yang menemukan peredaran darah manusia, dimana enam
ratus tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey. Dia pulalah yang
pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil
makanannya lewat tali pusarnya.
Dibidang
filsafat, Ibnu Sina dianggap sebagai imam para filosof di masanya, bahkan
sebelum dan sesudahnya. Ibnu Sina otodidak dan genius orisinil yang bukan hanya
dunia Islam menyanjungnya ia memang merupakan satu bintang gemerlapan
memancarkan cahaya sendiri, yang bukan pinjaman sehingga Roger Bacon, filosof
kenamaan dari Eropa Barat pada Abad Pertengahan menyatakan dalam Regacy of
Islam-nya Alfred Gullaume; “Sebagian besar filsafat Aristoteles sedikitpun tak
dapat memberi pengaruh di Barat, karena kitabnya tersembunyi entah dimana, dan
sekiranya ada, sangat sukar sekali didapatnya dan sangat susah dipahami dan digemari
orang karena peperangan-peperangan yang meraja lela di sebeleah Timur, sampai
saatnya Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd dan juga pujangga Timur lain membuktikan
kembali falsafah Aristoteles disertai dengan penerangan dan keterangan yang
luas.”
Kebanyakan buku-bukunya
telah disalin kedalam bahasa Latin. Ketika orang-orang Eropa diabad tengah,
mulai mempergunakan buku-buku itu sebagai text book, di berbagai universitas.
Oleh karena itu nama Ibnu Sina dalam abad pertengahan di Eropah sangat
berpengaruh.
Dalam dunia
Islam kitab-kitab Ibnu Sina terkenal, bukan saja karena kepadatan ilmunya, akan
tetapi karena bahasanya yang baik dan caranya menulis sangat terang. Selain
menulis dalam bahasa Arab, Ibnu Sina juga menulis dalam bahasa Persia. Buku-bukunya
dalam bahasa Persia, telah diterbitkan di Teheran dalam tahun 1954.
Karya-karya Ibnu
Sina yang ternama dalam lapangan Filsafat adalah As-Shifa, An-Najat dan Al
Isyarat. An-Najat adalah resum dari kitab As-Shifa. Al-Isyarat, dikarangkannya
kemudian, untuk ilmu tasawuf. Selain dari pada itu, ia banyak menulis karangan-karangan
pendek yang dinamakan Maqallah. Kebanyakan maqallah ini ditulis ketika ia
memperoleh inspirasi dalam sesuatu bentuk baru dan segera dikarangnya.
Diantaranya
karya yang paling masyhur adalah “Qanun” yang merupakan ikhtisar pengobatan
Islam dan diajarkan hingga kini di Timur. Buku ini dterjemahkan ke baasa Latin
dan diajarkan berabad lamanya di Universita Barat. Karya keduanya adalah ensiklopedinya
yang monumental “Kitab As-Syifa”. Karya ini merupakan titik puncak filsafat
paripatetik dalam Islam.
Ibnu Sina wafat
pada tahun 428 hijriyah pada usia 58 tahun. Beliau pergi setelah menyumbangkan
banyak hal kepada khazanah keilmuan umat manusia dan namanya akan selalu
dikenang sepanjang sejarah. Ibnu Sina adalah contoh dari peradaban besar Iran
di zamannya.
ARTIKEL TERKAIT:
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Biografi Ibnu Sina
Ditulis oleh Moeclazh Favian
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://moeclazh.blogspot.com/2013/11/biografi-ibnu-sina.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Moeclazh Favian
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar